Konsep Dasar Hembusan Angin Dalam Meteorologi

Hembusan angin adalah peningkatan kecepatan angin secara tiba-tiba. Ini dialami dalam kondisi angin apa pun. Hembusan angin dalam kondisi badai sangat umum terjadi. Hembusan angin seperti itu dalam kondisi badai dapat menyebabkan kerusakan yang sangat besar di daerah yang terkena bencana. Intensitas tekanan Angin semacam ini disebut beban angin.

Matriks Resiko Angin dan Gelombang terhadap Keselamatan pelayaran

Hembusan Angin Berbeda dengan Kecapatan Angin. Bagian Kecepatan Angin akan dibahas Pada Artikel lainnya.

Kuat atau lemahnya hembusan angin ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan kata lain kecepatan angin sebanding dengan kelandaian tekanan udaranya.Di samping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya gesek. Semakin besar perbedaan tekanan udara maka semakin besar pula kecepatan angin berhembus.

Angin didefinisikan sebagai gerak udara nisbi terhadap permukaan bumi pada arah horizontal (Prawirowardoyo, 1996). Gaya penggerak angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua tempat. Gaya ini disebut juga gaya gradien tekanan yang besarnya dirumuskan sebagai berikut :
Tanda minus dalam persamaan tersebut menyatakan bahwa arah Pn selalu dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Adanya gaya gesekan menyebabkan perbedaan kecepatan dan arah gerak angin. Gesekan terbesar terjadi dekat permukaan bumi. Sifat gaya gesekan ini sebagai berikut :
  • Makin kasar permukaan maka gesekan semakin besar.
  • Makin ke atas dari permukaan bumi maka efek gesekan makin kecil. Pada ketinggian di atas 1000 m efek gesekan dapat diabaikan.
  • Efek gesekan di atas lautan lebih kecil dibanding di atas daratan.
Hitung tekanan angin
P dalam satuan imperial (pon per kaki persegi) adalah , pada rumus ini V adalah kecepatan angin dalam satuan mil per jam (mph). 
Untuk menghitung tekanan dalam satuan SI (Newton per meter persegi), gunakan , dan ukur V dalam satuan meter per detik.

Hitung faktor respons hembusan angin

Gh. Faktor respons hembusan dihitung dengan persamaan Gh = 0,65 + 0,60/[(h/10)(1/7)]h adalah ketinggian objek.

  • Sebagai contoh, antena yang panjangnya 0,9 meter dan berjarak 14,6 meter dari permukaan tanah, Gh = 0,65+0,60/[(h/10)(1/7)] = 0,65+0,60/(23,5/10)(1/7) = 1,2 meter-1

Skala Beaufort dimulai dari angka 0 untuk embusan angin yang paling tenang sampai angka 12 untuk embusan angin yang dapat menyebabkan kehancuran. Skala Beaufort tetap berguna dan dipakai sampai sekarang.

Nomor Beaufort

Kekuatan angin

Kecepatan rata-rata

(km/jam)

0

Tenang

<1

1

Sedikit tenang

1-5

2

Sedikit hembusan angin

6-11

3

Hembusan angin pelan

12-19

4

Hembusan angin sedang

20-29

5

Hembusan angin sejuk

30-39

6

Hembusan angin kuat

40-50

7

Mendekati kencang

51-61

8

Kencang

62-74

9

Kencang sekali

75-87

10

Badai

88-101

11

Badai dahsyat

102-117

12

Badai topan

>118

Warna Kuning = Daya Rusak Lemah

Merah = Daya Rusak SEDANG dengan Luasan Area Terdampak Relatif Luas

Merah Tua = Daya Rusak Skala Besar dan Mencakup Area Luas

Gambar Hubungan Antara Badai Siklon dengan Laju Hembusan Angin

Laju Hembusan Angin di Pusat Mata Badai Selalu RENDAH di pengaruhi Mata Badai adalah Wilayah Bertekanan Udara Sangat Rendah.

Pemantauan Perkiraan laju Hembusan Angin Secara Detil di berbagai kawasan di indonesia maupun dunia, Dapat di Pantau Kapan Saja Pada Sistem Informasi Cuaca yang terintegrasi padaLaman Website KELAS BENCANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar