GEMPABUMI TEKTONIK M4,4 DIRASAKAN DI KUTA SELATAN, BALI
Kejadian dan Parameter Gempabumi:
Minggu, 26 Juni 2022 pukul 20.25.36 WITA, wilayah Kuta Selatan diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M4,4. Episenter terletak pada koordinat 8,76° LS; 115,32° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 11 km timur laut Kuta Selatan, Bali pada kedalaman 81 km.
Jenis dan Mekanisme Gempabumi:
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia dibawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik dengan kombinasi mendatar ( oblique thrust fault )
Dampak Gempabumi:
Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Kuta, Nusa dua, Gianyar, Mataram dan Lombok Barat III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu), Karangasem II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI.
Gempabumi Susulan:
Hingga hari Minggu, 26 Juni 2022 pukul 20.51 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan ( aftershock ).
Rekomendasi:
Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah.
Gambar ini merupakan Detil Area terdekat dengan Episenter gempa ini
Dalam sebuah cuitan @PVMBG_ bahwa Ketebalan sedimen memberikan respons yang berbeda terhadap gelombang gempa bumi. Sedangkan morfologi berbentuk lembah cenderung memperkuat gelombang gempa bumi dengan perioda panjang yang efeknya akan sangat dirasakan oleh bangunan-bangunan besar atau tinggi (Lihat Garis A)
Daerah dengan cekungan sedimen yang tebal memungkinkan amplitudo panjang untuk terperangkap sehingga menghasilkan goncangan seismik yang kuat terjadi dalam durasi yang lama (Cipta, drr., 2018).
Gambar Profil bawah permukaan Amlapura Bali
Warna hijau pada gambar menunjukan batuan Sedimen, sedangkan warna biru merupakan batuan dasar. (Gambar Kanan).
Artinya ketebalan sedimen dan kelenturannya batuannya menyebabkan gelombang gempa lebih terasa di banding ketebalan sedimen yang lebih tipis.
Di Jalur D, Area Pusat kota karangasem/Amlapura lebih terasa gempa karena posisinya di lembah yang memiliki ketebalan Sedimen lebih Tinggi di Track D tersebut jika dibandingkan Virgin beach dan Kawasan pasir putih (objek wisata) meskipun kedua objek wisata pantai ini lebih dekat dari Episenter gempa tersebut.
Gambar ini menunjukan Lokasi profil Permukaan di atas dari Episentrum gempa 4,4 SR tersebut
Potensi bahaya gempa bumi dinilai berdasarkan indeks kerentanan yang dihitung berdasarkan parameter faktor amplifikasi, frekuensi dominan, serta percepatan tanah puncak (PGA) pada batuan dasar (Nakamura, 1997; Nakamura, 2000).
Dengan mengasumsikan skenario gempa yang menghasilkan nilai PGA tertentu dapat dihitung potensi dampak guncangan tersebut.
Dari Pemetaan bahaya Retakan (Kuning) Pada Hasil Simulasi Permodelan pada gambar di atas Kita dapat melihat Gambaran Detil Area Potensi Retakan nampak pada Gambar berikut :
Gambar berikut ini merupakan Gambaran Di Area Warna Kuning
Area Biru merupakan Tingkat Rendah Getaran yang Lebih Lemah di banding Hijau yang merupakan Area Getaran SedangSalah Satu Area gambaran Plot Biru (Getaran lemah)
Pengetahuan tentang potensi dampak guncangan gempa bumi sangat berguna dalam membuat perencanaan pembangunan serta penataan ruang dan wilayah sehingga dapat disesuaikan dengan mitigasi bencana gempa bumi untuk mencegah korban jiwa serta meminimalkan kerugian ekonomi di Masa depan.
Lihat Juga Update Info di bawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar