Pengamatan visual menunjukkan saat ini masih terjadi aktivitas letusan yang kemudian membuat tumpukan material letusan (pyroclastic cone) ataupun lidah lava, saat cuaca cerah teramati asap kawah berwarna putih bertekanan lemah dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi 500 m di atas puncak. Masih terjadi 2 kali APG dengan jarak luncur hingga 6 km ke arah tenggara. Teramati guguran dengan jarak 300 – 500 m ke arah tenggara.
- Gempa-gempa vulkanik (Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal) masih terekam dan berfluktuasi. Gempa Letusan, Gempa Guguran masih ada. APG terekam pasca APG 4 Desember 20222 tercatat 4 kali APG dengan durasi dan jarak luncuran yang sudah menurun.
- Pengamatan sejak 4 Desember 2022 hingga saat ini menunjukkan tidak ada gejala peningkatan kegiatan yang signifikan menuju APG yang cukup besar. Diduga perlu waktu untuk mengakumulasi material letusan menjadi sumber APG yang melebihi 7 km.
- Citra thermal mengindikasikan pada periode 4 Desember 2022 – 9 Desember 2022 bernilai 15 MW hingga 27 MW yang mengindikasikan terdapat penumpukan material pijar di sekitar permukaan kawah. Anomali SO2 dari citra Aura/OMI justru terlihat pada tanggal 2 Desember 2022 sebesar 1.78 Dobson Unit dan Pada saat ini hanya teramati sebesar 0.62 DU (lampiran 3).
- Pasca deformasi inflasi yang disertai erupsi 4 Desember 2022, deformasi G. Semeru hingga saat ini sudah menunjukkan penurunan dari instrumen tiltmeter (lampiran 2 dan 3).
- Potensi ancaman bahaya G. Semeru saat ini berupa berupa banjir lahar bila material hasil erupsi dan APG tercampur dengan intensitas hujan tinggi terutama di sungai yang berhulu di puncak (Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan, dan Besuk Sat, serta anak-anak sungai di sekitarnya).
Dalam tingkat aktivitas Level III (SIAGA), direkomendasikan agar :
- Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas di sungai dan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak (lampiran 5).
- Masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.
- Informasi aktivitas G. Semeru dan koordinasi oleh Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten dapat juga diperoleh/dilaksanakan melalui Pos PGA Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Lihat juga artikel terkait Skala Level/Status Aktivitas Gunung Api Anak Krakatau Naik Level SIAGA Kelahiran Anak Krakatau dan Catatan Tsunaminya Penyebab Peningkatan Letusan Anak Krakatau Sebaran Oksida Sulfur (SO2) Akibat Erupsi Anak Krakatau Titik Api/Hotspot di Sekitar Kawah Anak Krakatau BNPB Tinjau Anak Krakatau Pasca Erupsi Peningkatan Jumlah Titik Api di Kawah Anak Krakatau Peta dan Daftar Terbaru Tipe Gunung Api Indonesia Sebaran SO2 Gunung Api Ibu Review Erupsi Semeru Status SIAGA Merapi Aplikasi Pantau Gunung Api Gunung Ruang Naik Level WASPADA
Lihat Juga Update Info di bawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar