Letusan di gunung berapi berlanjut pada tingkat yang relatif intens. Magma naik ke kawah puncak terakumulasi sebagai kubah yang menutupi kawah puncak yang setengah terbuka ke sisi selatan dan tenggara, sering menghasilkan longsoran pijar dan aliran piroklastik panas yang bergejolak.
Dalam 24 jam terakhir (11 Juli 2023), gunung berapi menghasilkan 16 longsoran yang mencapai panjang hingga 1.800 m di lereng selatan, sebagian besar melalui sungai Bebeng.
Letusan ekstrusif (produksi kubah lava) yang direkam Sentinel-2 pada Rabu, 12 Juli 2023 Merapi
Ekstrusi efusif adalah erupsi kecil yang tidak sampai menimbulkan suara ledakan karena tekanan gas dari dalam perut bumi tidak sekuat dari ekstrusi eksplosif dan juga pada ekstrusi efusif ini bahan material yang dikeluarkan hanya lava cair dan material padat dalam jumlah yang sedikit.
BPPTKG melaporkan bahwa letusan di Merapi ( di Jawa Tengah-Yogyakarta ) berlanjut selama 23-29 Juni dan kegempaan tetap pada tingkat yang tinggi. Kubah lava di sebelah barat daya menghasilkan 130 longsoran lava yang menempuh sejauh 2 km di sisi barat daya ( hulu di drainase Boyong ) dan yang menempuh 300 m barat Laut di drainase Senowo. Sisi Barat Daya termasuk kali Sat/Putih. Perubahan morfologi kubah lava di sebelah barat daya disebabkan oleh keruntuhan material yang terus berlanjut.
Laporan terkini 14 Juli 2023
Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 156 kali ke arah barat daya, meliputi 152 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 m, 3 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 800 m, dan 1 kali ke hulu Kali Sat/Putih sejauh
Dalam Laporan 11 maret 2023, Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubahlava tengah kawah. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3. Kedua kubah lava ini apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah selatan-tenggara.
Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 11 dan 19 Juli 1998. Erupsi ini merupakan erupsi dengan arah yang baru sejak erupsi Merapi tahun 1957.
Aliran awan panas meluncur ke arah hulu Sungai Sat, Blongkeng, dan Senowo yang berada di sisi barat Gunung Merapi. Endapan terjauh aliran awan panas mencapai pertemuan antara Sungai Sat dan Sungai Putih di atas Jurangjero, yaitu sejauh 6 km dari puncak.
Gaya letusan yang khas Gunung Api Merapi Sangat eksplosif. Letusan Plinian besar setiap beberapa 1000 tahun (yang terakhir sekitar 1000 BP dan 2000 BP), kadang-kadang disertai keruntuhan sayap. Pertumbuhan kubah lava, aliran piroklastik.
Sebagai Penutup Artikel ini Pada 15 April 1872 menjadi awal erupsi eksplosif besar di Merapi yang berlangsung selama 5 hari. Fase awal terjadi tanggal 15-17 April dan mencapai puncaknya pada 17-20 April 1872.
Saat itu, awan panas letusan meluncur secara radial ke arah Kali Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol. Erupsi ini menghasilkan kawah berukuran 480 x 600 meter persegi. Awan panas guguran dan jatuhan tephra menghancurkan desa yang berada di ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Erupsi besar ini disebut-sebut memiliki Index Letusan Gunung Api (VEI) 4.
Berdasarkan catatan sejarah erupsi tahun 1768—sekarang, Gunung Merapi mengalami erupsi dengan VEI 4 sebanyak 2 kali, yaitu pada tahun 1872 dan 2010.
Grafik Tren Skala VEI Erupsi Merapi Seiring waktu
Mempelajari sejarah erupsi adalah salah satu langkah penting dalam mitigasi Gunung Merapi. Pelajaran dari erupsi terdahulu memberi kita pengetahuan agar dapat hidup berdampingan dengan ancaman bahaya Merapi guna Mitigasi di masa depan.
Artikel Lain : Citra Satelit Menangkap Perubahan Morfologi Lereng Barat Daya Gunung Api MERAPI
Lihat juga artikel terkait Skala Level/Status Aktivitas Gunung Api Anak Krakatau Naik Level SIAGA Kelahiran Anak Krakatau dan Catatan Tsunaminya Penyebab Peningkatan Letusan Anak Krakatau Sebaran Oksida Sulfur (SO2) Akibat Erupsi Anak Krakatau Titik Api/Hotspot di Sekitar Kawah Anak Krakatau BNPB Tinjau Anak Krakatau Pasca Erupsi Peningkatan Jumlah Titik Api di Kawah Anak Krakatau Peta dan Daftar Terbaru Tipe Gunung Api Indonesia Sebaran SO2 Gunung Api Ibu Review Erupsi Semeru Status SIAGA Merapi Aplikasi Pantau Gunung Api Gunung Ruang Naik Level WASPADA
Lihat Juga Update Info di bawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar