Analisis geologi kejadian gempa bumi 5,8 SR di Perairan Barat Mamuju Sulawesi Barat

Analisis geologi kejadian gempa bumi merusak di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, sebagai berikut:

I. Informasi gempa bumi

 Gempa bumi terjadi pada hari Rabu, tanggal 8 Juni 2022, pukul 12:32:36 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Selat Makassar pada koordinat 2,74°LS dan 118,54°BT, dengan magnitudo (M5,8) pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 44,1 km barat - barat daya Kota Mamuju (ibu kota Provinsi Sulawesi Barat). Menurut data The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 118,537 BT dan 2,78 LS dengan magnitudo (M5,8) pada kedalaman 23,6 km. Berdasarkan data dari GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 118,58 BT dan 2,81 LS, dengan magnitudo (M5,9) pada kedalaman 35 km.

Peta Episenter Gempa 5,8 SR di Dekat jalur Sesar Bawah Laut
Rincian Lain Informasi Kejadian Gempa 5,8 SR ini Juga dapat di Lihat Pada Artikel Sebelumnya 

II. Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi

 Wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Kabupaten Kabupaten Mamuju dan sekitarnya Provinsi Sulawesi Barat. Wilayah ini pada umumnya merupakan morfologi perbukitan hingga perbukitan terjal, lembah dan dataran pantai yang tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (terdiri – dari batuan metamorf, meta sedimen), Tersier (terdiri – dari batuan sedimen, batugamping, gunungapi) dan Endapan Kuarter (terdiri – dari endapan pantai dan aluvial). Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi. Selain itu morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/ longsoran apabila dipicu guncangan gempabumi kuat di daerah ini. Kejadian gempa bumi merusak tanggal 15 Januari 2021 yang lalu memicu terjadinya gerakan tanah tipe jatuhan batu yang menutup jalan trans Sulawesi dengan material bongkahan batugamping. 
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif, mekanisme sesar mendatar dengan komponen naik. Menurut data Badan Geologi daerah Sulawesi Barat secara umum didominasi oleh struktur geologi berupa jalur lipatan dan sesar naik (fold thrust belt) berarah relatif utara – selatan. Sesar naik ini tergolong sudut landai dan blok bagian timur relatif bergerak naik terhadap blok bagian barat bidang sesar. Jalur sesar naik ini berasosiasi dengan lipatan yang banyak terdapat di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat. Jalur sesar naik ini diperkirakan menerus ke arah darat

III. Dampak gempa bumi

Hingga laporan ini dibuat menurut informasi dari Bapak Halu (Kesbangpol Provinsi Sulawesi Barat), guncangan gempa bumi terasa kuat dan kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan gedung PKK yang terletak di belakang Kantor Gubernur Sulawesi Barat. Guncangan gempa bumi  di Kota Mamuju terasa pada skala intensitas IV-V MMI  (Modified Mercally Intensity) dan di Majene terasa pada skala IV MMI.  
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi tinggi dan menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut data Badan Geologi daerah pantai Sulawesi Barat tergolong rawan terhadap bencana tsunami, dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai berkisar mencapai 3,85 m.

IV. Rekomendasi

  1. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami
  2. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan kekuatannya lebih kecil
  3. Bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan dari BPBD setempat
  4. Apabila terdapat retakan tanah pada bagian atas perbukitan akibat guncangan gempa bumi, agar waspada terhadap kemungkinan terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi dan curah hujan tinggi
  5. Kejadian gempa bumi ini diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) dalam dimensi kecil, seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi
  6. Daerah Sulawesi Barat tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan kegiatan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar