Banjir merendam tujuh kelurahan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten yang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu (27/4) pukul 18.30 waktu setempat.
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang melakukan asesmen dan
melaporkan sebanyak dua rumah rusak berat akibat peristiwa ini. Adapun banjir
dengan tinggi muka air 20 sampai 70 sentimeter tersebut turut merendam 48 rumah
warga.
Tujuh
kelurahan terdampak banjir yang terdapat di dua kecamatan antara lain Kelurahan
Banjar Sari, Serang, Lontar Baru, Cimuncang dan Kaligandu di Kecamatan Cipocok
Jaya. Sedangkan di Kecamatan Taktakan meliputi Kelurahan Sepang dan Drangong.
Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini per
30 April sampai 1 Mei 2022 terkait waspada potensi hujan sedang hingga lebat
yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kota Serang, Kab.
Serang bagian Tengah dan Selatan, Kab. Pandeglang bagian Utara dan Barat, Kab.
Lebak bagian Utara, Tengah dan Timur, Kota Tangerang Selatan.
Kajian
inaRisk menunjukan Kabupaten Serang memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat
sedang hingga tinggi yang berdampak pada 28 kecamatan.
Untuk itu BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Jika terjadi hujan lebat lebih dari satu jam dan peningkatan debit air, perangkat daerah dan masyarakat dapat melakukan pemadaman listrik, mengamankan barang berharga di rumah dan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Selain rumah warga, banjir
ini juga berdampak pada sektor pertanian, yakni pupuk urea milik warga ikut
terendam banjir. Ketinggian muka air saat terjadi banjir berkisar antara 50 -
90 sentimeter.
Hasil kaji cepat dilapangan,
mencatat sedikitnya 139 KK di Desa Semiring yang terletak di Kecamatan Mangaran
juga terdampak. Kondisi banjir juga dilaporkan sudah surut, tidak ada korban
jiwa atas kejadian ini.
BPBD Kabupaten Situbondo
menggandeng Pemerintah Desa setempat, Tni, Polri, Dinsos, dan warga untuk
melakukan koordinasi terkait upaya percepatan penanganan darurat.
Berdasarkan informasi
prakiraan cuaca BMKG untuk wilayah Situbondo hari ini (30/4) berpotensi turun
hujan dengan intensitas ringan disertai petir, dengan kecepatan angin berkisar
10 - 30 KM/Jam. Meski demikian, para pemerintah desa setempat dan masyarakat
diminta untuk tetap siaga dan waspada terhadap potensi adanya banjir susulan
apabila terjadi hujan berdurasi lama.
Merujuk hasil analisa
InaRISK, Kabupaten Situbondo memiliki potensi risiko banjir dengan kategori
sedang hingga tinggi. Oleh karena itu, BNPB menghimbau masyarakat untuk
melakukan mitigasi bencana serta meningkatkan kesiapsiagaan. Mengingat masa
peralihan musim (pancaroba) dapat mimicu terjadinya potensi risiko bencana
hidrometeorologi yang dipicu faktor cuaca.
Peristiwa banjir
melanda dua desa di wilayah Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara
pada Jumat (29/4). Banjir tersebut terjadi pascahujan dengan intensitas tinggi
pada Jumat malam pukul 20.00 WIT.
Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Timur melaporkan,
hingga Sabtu (30/4) pukul 06.00 WIB, tercatat dua desa di Kecamatan Wasile
Timur, yaitu Desa Rawamangun dan Desa Dakaino terendam.
Banjir
kali ini menyebabkan 175 Kepala Keluarga terdampak dan sebagian warga mengungsi
ke tempat kerabat yang lebih aman. Kemudian sebanyak 175 unit rumah terendam
banjir dengan ketinggian muka air bervariasi antara 40 hingga 50
centimeter.
Pada saat
kejadian, BPBD langsung turun ke lokasi terdampak guna melakukan pemantauan,
assesmen dan pendataan, serta berkoordinasi dengan aparat setempat guna
melakukan tindakan penanganan lebih lanjut.
Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca
untuk hari ini (30/4) dan esok (1/5), pada wilayah Maluku Utara secara umum
ialah cerah dan berawan. Meskipun demikian masyarakat diharapkan tetap waspada
dan senantiasa memeriksa kondisi disekitarnya apabila kemudian hujan turun dengan
itensitas tinggi.
Berdasarkan
kajian InaRISK BNPB, wilayah Kabupaten Halmahera Timur berada pada kategori
risiko sedang hingga tinggi untuk bencana banjir.
BNPB
mengimbau kepada pemerintah daerah untuk melakukan langkah - langkah
kesiapsiagaan seperti mensosialisasikan daerah rawan bencana, melatih
masyarakat dengan rutin melakukan simulasi bencana dan membentuk tim siaga
bencana di tiap desa.
Bagi
masyarakat selalu mendapatkan informasi terkait cuaca dari pihak yang berwenang
di daerah dan mengetahui cara evakuasi mandiri ketika bencana melanda.
Sumber : BNPB
'>Bagikan Info Ini Pada Sahabat Anda !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar