Kelas Bencana Jehensa Semuel Makatita Pantau Gempa Pantau Hujan Cek Gempa Cek Cuaca Geografi Kebumian Astronomi Aplikasi Excel Jehensa Semuel Makatita Pantau Bencana Pantau Negeri Geografi Kebumian Astronomi Aplikasi Excel Jehensa Semuel Makatita


DESKRIPSI UMUM PERSONAL WEB INI

Jehensa Semuel Makatita, Gr adalah salah satu Guru GEOGRAFI SMA di Timur Indonesia yang jauh dari akses kota madya atau kota provinsi yang Menyadari terbatasnya sumber belajar peserta didik ditengah Pembelajaran Abad 21 saat ini dan derasnya arus Informasi, dengan Pendekatan Pembelajaran Baru "Pembelajaran Berbasis Web".

Website ini dikembangkan untuk menjembatani kebutuhan Informasi baik : GEOGRAFI, KEBUMIAN, ASTRONOMI, TUTORIAL, PENDIDIKAN, FOTOGRAFI, TREND INFO PUBLIK

FITUR UNGGULAN

INFORMASI PANTAU KEBENCANAAN dalam Membentuk para Pembaca Adaptasi Kebiasaan Baru (Siaga dan Tanggap Bencana)

D U K U N G A N

Semoga web ini memberikan manfaat bagi para siswa dan Pembaca Umum Yang Menyadari Pentingnya Informasi Kebencanaan.

Ikuti kami Sahabat Melalui Web, Twitter, Facebook dan YouTube Channel GEOSIDE kami...
Akses terus website kami agar kami selalu mengembangkannya sesuai kebutuhan Sahabat dan Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya

Kepunahan Masal Pernah Sebabkan 96% Spesies Laut Punah di Bumi

Sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, sebuah ledakan besar yang kita kenal sebagai Big Bang terjadi, dan miliaran tahun kemudian,  memicu pembentukan berbagai benda di alam semesta kita. Ledakan itu menghasilkan massa debu hidrogen yang padat, seperti awan; yang terbesar berubah menjadi matahari kita, sementara yang lebih kecil menjadi planet. Salah satu planet tersebut adalah Bumi kita.

Planet Bumi kita memang sudah sangat tua. Berdasarkan perkiraan batuan tertua, umur planet yang kita tinggali ini sekitar 4,5 miliar tahun.

Beberapa ilmuwan percaya sekitar 600 sampai 700 juta tahun kemudian, hujan meteor membombardir bumi, membawa serta sejumlah besar air dan asam amino. Hidup, dalam bentuk bakteri bersel tunggal, dimulai.

Sejak saat itu, bakteri telah berkembang menjadi bentuk yang lebih kompleks, meski berbagai makhluk kemudian menjadi punah. Lebih dari 97% spesies yang pernah hidup telah punah, tetapi kepunahan terjadi dengan laju yang berbeda-beda.


Peristiwa Kepunahan Ordovisium-Silur, terjadi 450–440 juta tahun lalu

Memasuki awal hingga pertengahan periode Ordovician Era, Bumi masih hangat dengan tingkat kelembaban yang ideal untuk hidup. Namun, menjelang akhir periode – sekitar 443 juta tahun yang lalu – semuanya berubah mendadak, saat benua tua Gondwana mencapai di Kutub Selatan. Suhu turun drastis dan es terbentuk di mana-mana, dan menurunkan permukaan air.

Selanjutnya, tingkat karbon dioksida di atmosfer dan di laut turun, menyebabkan jumlah tanaman menurun secara dramatis dan kekacauan ekosistem terjadi karena tanaman tertentu, yang digunakan sebagai sumber makanan, menjadi langka.Hampir semua kelompok taksonomi terpengaruh oleh peristiwa kepunahan ini. Kepunahan ini bersifat global dan diperkirakan 49-60% genera laut dan hampir 85% spesies laut punah

Beberapa organisme yang terkena dampak kepunahan pertama adalah Brachiopoda, Conodont, Acritarchs, Bryozons, dan juga Trilobita yang hidup di lautan. Bukti terjadinya glasiasi dapat ditemui di endapan-endapan di Gurun Sahara. Sementara itu, penurunan permukaan air laut yang juga dipicu oleh glasiasi mengganggu atau menghancurkan habitat di landas benua. Maka dari itu, gabungan antara penurunan permukaan air laut dan pendinginan yang disebabkan oleh glasiasi diduga merupakan faktor utama yang menyebabkan peristiwa ini.

 

Peristiwa Kepunahan Devonian Akhir, terjadi 375–360 juta tahun lalu

Periode kepunahan kedua, selama Zaman Devon, terjadi sekitar 359 juta tahun yang lalu. Sebuah hujan meteor tanpa ampun diyakini menjadi salah satu penyebab kepunahan massal. Penyebab lainnya termasuk penurunan drastis tingkat oksigen secara global, meningkatnya aktivitas lempeng tektonik, dan perubahan iklim. Perubahan ini menyebabkan sekitar 75% mahluk hidup mati.

Bukti yang lain juga ditemukan pada perubahan permukaan laut di sekitar peristiwa Kellwasser (batas Frasnian-Famennian). Peristiwa Hangenberg dikaitkan pula dengan naiknya permukaan laut diikuti dengan penurunan permukaan laut karena pengaruh glasiasi. Pergeseran Benua pada periode ini menyebabkan Benua Laurasia dan Gondwana bergabung membentuk Pangea

Kepunahan pada periode ini berdampak pada kehidupan di laut yang pada saat itu didominasi oleh karang dan stromatoporoida.

 

Peristiwa Kepunahan Perm-Trias, terjadi 252 juta tahun lalu

Periode kepunahan ketiga, sekitar 251 juta tahun yang lalu, pada zaman Permian, adalah yang terbesar dan terburuk yang pernah terjadi di Bumi.

Pembentukan benua raksasa Pangaea menyebabkan perubahan besar dalam geologi, iklim dan lingkungan. Letusan gunung berapi yang terjadi di berbagai tempat di planet bumi  selama 1 juta tahun melepaskan sekitar 300 juta kilometer persegi lava, dan sedimen lebih dari 1.750 meter terbentuk di  Siberian Traps.

Letusan tersebut membakar hutan seluas empat kali ukuran Korea, menghasilkan sejumlah besar karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global. Akibatnya, metana beku di bawah laut meleleh, menghasilkan efek pemanasan global 20 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.

Pemanasan global berlangsung selama kurang lebih 10 juta tahun. Kepunahan massal yang mengerikan tak terelakkan. Hal ini adalah peristiwa kepunahan paling parah di bumi yang diketahui, dengan sampai 96% dari semua spesies laut. 70% dari spesies vertebrata darat menjadi punah. Ini adalah satu-satunya kepunahan massal yang diketahui dari serangga.57% dari semua familia dan 83% dari semua genera punah. Karena begitu banyak keanekaragaman hayati yang hilang.

Hubungan antara Peningkatan suhu permukaan bumi dengan kepunahan dapat dilihat pada grafik di bawah

 

Peristiwa Kepunahan Trias-Jura, terjadi 201,3 juta tahun lalu

Periode keempat kepunahan terjadi sekitar 210 juta tahun yang lalu, pada Zaman Akhir Trias.

Pemisahan Pangaea yang lambat menyebabkan gunung berapi terbentuk di kawasan Magmatik Atlantik Tengah. Setelah lonjakan karbon dioksida di atmosfer, pemanasan global dimulai lagi, dengan para ilmuwan menduga bahwa hal itu berlangsung selama delapan juta tahun.

Hal ini menyebabkan terumbu karang dan Konodon, makhluk laut purba mirip belut   menghadapi krisis serius. Makhluk terumbu karang tidak bertahan.

Sekitar 80% mahluk hidup, termasuk reptil punah, termasuk makhluk laut.

Selain itu, sejumlah makhluk yang hidup di darat yang punah pada periode ini adalah pseudosuchia, crocodylomorph, theropoda dan beberapa amfibi besar.

Terdapat beberapa hipotesis yang berupaya menjelaskan penyebab peristiwa ini, tetapi jawaban sesungguhnya masih belum pasti:

  • Perubahan iklim secara perlahan, fluktuasi tingkat permukaan laut atau pengasaman samudra pada periode Trias akhir mencapai titik kritis, namun hipotesis ini tidak menjelaskan mengapa kepunahan di samudra terjadi secara mendadak. 
  • Tubrukan asteroid, tetapi hingga kini belum ditemukan kawah yang cukup besar yang berasal dari periode batas Trias-Jura.  Kawah Rochechouart di Prancis baru-baru ini diketahui berasal dari 201 ±2 juta tahun yang lalu, tetapi dengan diameter 25 km mungkin kawah ini terlalu kecil. Tubrukan yang menghasilkan waduk Manicouagan terjadi sekitar 12 juta tahun sebelum peristiwa kepunahan ini, dan kawah Rochechouart diduga dihasilkan oleh pecahan penubruk yang sama. 
  • Letusan vulkanik besar-besaran, khususnya banjir basal di Provinsi Magmatik Atlantik Tengah, akan melepaskan karbon dioksida atau sulfur dioksida dan aeorosol yang akan memicu pemanasan (dari karbon dioksida) atau pendinginan global (dari sulfur dioksida).

 

Peristiwa Kepunahan Kapur–Tersier, 66 juta tahun lalu

Periode kelima kepunahan terjadi sekitar 65 juta tahun yang lalu dan lebih dikenal sebagai kepunahan Kapur-Tersier. Itu adalah periode kepunahan massal tercepat, terjadi  selama satu sampai 2,5 juta tahun.

Ini mungkin periode kepunahan massal yang paling dikenal karena ini saat dinosaurus disapu bersih dari muka bumi. Para ilmuwan percaya bahwa jatuhnya meteor di Teluk Meksiko saat ini ditambah dengan aktivitas vulkanik tinggi yang menghasilkan sejumlah besar karbon dioksida, membunuh separuh dari populasi hidup di bumi.

Peristiwa ini sering disingkat sebagai peristiwa kepunahan K-T dan diasosiasikan dengan keberadaan tanda geologis batas K-T. Batas K-T ini berupa lapisan tipis pada sedimentasi di berbagai bagian dunia. Peristiwa ini menandai berakhirnya era Mesozoikum dan bermulanya era Senozoikum.

penyebab kepunahan antara lain, tumbukan meteorit di Mexico, letusan gunung berapi raksasa di India, dan jatuhnya ketinggian laut secara drastis.

Intensitas kepunahan yang tampak, yakni fraksi genus yang mengalami kepunahan pada waktu tertentu, sebagaimana yang direkonstruksi dari catatan fosil. (Grafik tidak melibatkan kepunahan Holosen)

Lihat Juga Artikel serupa terkait 
'>Bagikan Info Ini Pada Sahabat Anda !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemantau Cuaca dan Gelombang

Update Erupsi Gunung Api Sepanjang 2023

Breaking News Hari Ini Di Facebook

Hot News Terkini di Instagram

Info Tik Tok