Badai dikategorikan berdasarkan Saffir-Simpson Hurricane Scale (SSHS). SSHS dikembangkan oleh pakar teknik sipil Herbert Saffir dan meteorolog Bob Simpson yang saat itu menjabat direktur National Hurricane Center (NHC) di Amerika Serikat.
Skala diperkenalkan kepada publik pada tahun 1973 dan mulai banyak digunakan tahun berikutnya. Skala badai mulanya dikembangkan Saffir pada tahun 1969 saat ia menyadari sulitnya menyatakan besarnya dampak badai.
Saffir kemudian menggolongkan badai dalam lima kategori berdasarkan kecepatan. Simpson kemudian menambahkan faktor banjir dan gelombang badai dalam klasifikasi. Pada tahun 2009, sedikit perubahan dilakukan pada SSHS. Skala tidak memperhitungkan faktor banjir, lokasi dan curah hujan, hanya memperhitungkan kecepatan angin.
Skala ini kemudian disebut Saffir Simpson Hurricane Wind Scale (SSHWS). Infrormasi NHC, skala SSHWS mulai efektif 15 Mei 2010. Namun, pada tahun 2012, sedikit perubahan kembali dilakukan. Rentang dalam kategori 4 diperluas 1 mil per jam ke atas dan bawah.
Skala Saffir-Simpson |
||||
Kategori |
Kecepatan angin |
|||
Lima |
≥ 70 m/s |
≥ 137 kn |
≥ 157 mpj |
≥ 252 km/jam |
Empat |
58–70 m/s |
113–136 kn |
130–156 mpj |
209–251 km/jam |
Tiga |
50–58 m/s |
96–112 kn |
111–129 mpj |
178–208 km/jam |
Dua |
43–49 m/s |
83–95 kn |
96–110 mpj |
154–177 km/jam |
Satu |
33–42 m/s |
64–82 kn |
74–95 mpj |
119–153 km/jam |
Klasifikasi terkait |
||||
Badai tropis |
18–32 m/s |
34–63 kn |
39–73 mpj |
63–118 km/jam |
Depresi tropis |
≤ 17 m/s |
≤ 33 kn |
≤ 38 mpj |
≤ 62 km/jam |
Sebagian besar agensi cuaca menggunakan definisi untuk angin berkelanjutan yang direkomendasikan oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), yang menentukan pengukuran angin pada ketinggian 33 ft (10,1 m) selama 10 menit, dan kemudian mengambil rata-rata. Sebaliknya, Layanan Cuaca Nasional AS, Pusat Badai Pasifik Tengah dan Pusat Peringatan Topan Bersama menentukan kecepatan angin sebagai angin rata-rata selama periode satu menit, diukur pada ketinggian yang sama 33 ft (10,1 m), dan itulah definisi yang digunakan untuk skala ini.
Topan #Mawar ( #Betty ) diperkirakan pd Cat 3. berjarak sekitar 541 km dri Taitung TAIWAN.
Diperkirakan Luas Area Badai ini skitar 1.720.000 Km persegi dgn perkiraan diameter terjauh skitar 1.580 km.
Diperkirakan akn menjadi Cat 2 pd malam ini pd jarak 444 km dri Taitung TAIWAN pic.twitter.com/F3QnCFrLjw
— GeoSide (@jehensa) May 29, 2023
Lima kategori badai beserta perkiraan dampaknya sesuai dideskripsikan di situs National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) adalah sebagai berikut :
Kategori |
Kecepatan |
Potensi Dampak |
depresi tropis |
< 62 km/jam |
|
Siklon
tropis |
63 - 118
km/jam |
|
Kategori
1 |
119 -
153 km/jam |
Biasanya tidak menyebabkan kerusakan struktural
yang signifikan pada sebagian besar struktur permanen yang dibangun
dengan baik. Namun, topan-topan dalam kategori ini dapat menumbangkan rumah
mobil yang tidak ditambatkan, serta mencabut atau mematahkan pohon yang
lemah. Atap atau genteng atap yang
tidak terpasang dengan baik dapat terlepas. Banjir dan kerusakan dermaga sering
dikaitkan dengan badai Kategori 1. Pemadaman listrik biasanya
tersebar di titik tertentu hingga dalam cakupan yang luas, terkadang
berlangsung beberapa hari. Meskipun badai kategori ini
adalah jenis topan yang tidak terlalu kuat, topan berkategori 1 masih dapat
menghasilkan kerusakan luas dan bisa menjadi badai yang mengancam jiwa. |
Kategori
2 |
154 - 177
km/jam |
sering merusak bahan atap (kadang-kadang
mengekspos atap) dan menimbulkan kerusakan pada pintu dan jendela yang
dibangun dengan buruk. Rambu dan dermaga yang dibangun dengan
buruk dapat menerima kerusakan yang cukup besar dan banyak pohon tumbang atau
patah. Rumah mobil, baik yang ditambatkan atau
tidak, biasanya rusak dan terkadang hancur dan banyak rumah yang
diproduksi juga mengalami kerusakan struktural. Kapal kecil di anjungan yang tidak
terlindungi dapat merusak tambatannya. Pemadaman listrik yang luas hingga hampir
secara total dan hilangnya air minum yang tersebar kemungkinan besar akan
berlangsung beberapa hari. |
Kategori
3 |
178 -
208 km/jam |
Badai ini dapat menyebabkan
kerusakan struktural pada hunian kecil dan bangunan utilitas, khususnya yang
terbuat dari rangka kayu atau bahan yang diproduksi dengan kegagalan dinding
tirai yang ringan. Bangunan yang tidak memiliki fondasi yang kuat,
seperti rumah mobil biasanya hancur dan atap pelana terkelupas.
Rumah yang diproduksi biasanya mengalami kerusakan parah dan tidak dapat
diperbaiki. Banjir di dekat pantai menghancurkan struktur yang lebih kecil,
sementara struktur yang lebih besar dihantam puing-puing yang mengambang.
Sejumlah besar pohon tumbang atau patah, mengisolasi banyak daerah. Selain
itu, banjir mungkin akan mencapai jauh ke dalam daratan. Kehilangan daya
hampir total hingga total kemungkinan akan terjadi hingga beberapa minggu dan
air kemungkinan juga akan hilang atau terkontaminasi. |
Kategori
4 |
209 - 251
km/jam |
Rumah dengan
konstruksi baik bisa mengalami kerusakan parah pada atap dan bangunan. Pohon
dan tiang listrik berpotensi tumbang. Pohon mungkin bisa mengisolasi daerah
tertentu. Badai ini menyebabkan erosi pantai yang
luas, sementara banjir mungkin masuk jauh ke daratan. Listrik bisa
padam dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak daerah tak bisa dihuni dalam
beberapa minggu atau bulan. |
Kategori 5 |
lebih
dari 252 km/jam |
Banyak
rumah akan mengalami kerusakan parah dan mungkin rubuh. Banyak wilayah akan
terisolasi akibat pohon yang tumbang. Listrik dan air tak dapat didapatkan
dalam hitungan minggu hingga bulan. Banyak area tak bisa dihuni. |
Dalam Laman Resmi BMKG disebut Siklon
tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon
tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas
yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih
dari 63 km/jam.
Secara
teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal
yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah
perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot
pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan
setidaknya enam jam.
Kadangkala di pusat siklon tropis terbentuk suatu
wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut
dengan mata siklon. Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10 hingga 100
km. Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk
cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah dimana
terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar
antara 3 hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan
hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki
wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
Siklon
tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu "badai
tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di
Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika
terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika
terbentuk di Samudra Atlantik.
Ukuran siklon tropis menyatakan diameter wilayah
yang mengalami gale force wind. Ukuran siklon tropis bervariasi. mulai dari 50
km (Cyclone Tracy, 1977) hingga 1100 km (Typhoon Tip, 1979).
Daerah
pertumbuhan siklon tropis mencakup Atlantik Barat, Pasifik Timur, Pasifik Utara
bagian barat, Samudera Hindia bagian utara dan selatan, Australia dan Pasifik
Selatan. Sekitar 2/3 kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi bagian
utara. Sekitar 65% siklon tropis terbentuk di daerah antara 10° - 20° dari
ekuator, hanya sekitar 13% siklon tropis yang tumbuh diatas daerah lintang 20°
, sedangkan di daerah lintang rendah (0° - 10°) siklon tropis jarang terbentuk.
Daerah pertumbuhan siklon tropis di
seluruh dunia
Nomor |
Nama Daerah Pertumbuhan |
Luasan Wilayah |
1 |
Atlantik Utara |
Samudra Atlantik Utara, Laut Karibia
dan Teluk Meksiko |
2 |
Pasifik Timur Laut |
Amerika Utara hingga 180° BT |
3 |
Pasifik Barat Laut |
Sebelah Barat 180° BT, termasuk Laut
Cina Selatan |
4 |
Hindia Utara |
Teluk Benggala dan Laut Arab |
5 |
Hindia Selatan |
Samudra Hindia Selatan sebelah Barat
100° BT |
6 |
Hindia Tenggara / Australia |
Bumi Belahan Selatan 100 - 142° BT |
7 |
Pasifik Barat Daya / Australia |
Bumi Belahan Selatan sebelah Timur
142° BT |
Proses Terbentuknya Siklon Tropis
Seperti namanya, siklon tropis tumbuh diperairan disekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat.
Jumlah siklon tropis yang tumbuh dibelahan bumi utara rata-rata 57.3 kejadian dalam satu tahun dan dibelahan bumi selatan rata-rata 26.3 siklon tropis dalam setahun (berdasarkan data tahun 1968 - 1989).
Siklon tropis dapat terbentuk dengan persyaratan berikut ini:
- Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter
- Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
- Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
- Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator.
- Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin.
- Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
Destructive tornado hits Lampung, causing extensive damage to hundreds of houses, Indonesia https://t.co/rWdhzqS3Pi #tornado #Lampung #Indonesia #IndonesiaTornado
— The Watchers (@TheWatchers_) May 29, 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar