Berdasarkan data dari 14 tahun terakhir dan arsip gempa kami kembali ke tahun 1900, ada sekitar 8.700 gempa rata-rata per tahun di Indonesia dengan Rincian sebagai Berikut :
- Magnitudo 8 atau lebih tinggi : 0,14 gempa per tahun (atau 1 gempa setiap 7,1 tahun)
- Magnitudo 7 atau lebih tinggi: 2,3 gempa per tahun
- Magnitudo 6 atau lebih tinggi: 17,1 gempa per tahun
- Magnitudo 5 atau lebih tinggi: 216 gempa per tahun (atau 18 gempa per bulan)
- Magnitudo 4 atau lebih tinggi: 2.300 gempa per tahun (atau 6,3 gempa per hari)
- Magnitudo 3 atau lebih tinggi: 6.400 gempa per tahun (atau 17,5 gempa per hari)
- Magnitudo 2 atau lebih tinggi: 8.600 gempa per tahun (atau 23,7 gempa per hari)
- Magnitudo 1 atau lebih tinggi: 8.700 gempa per tahun (atau 23,9 gempa per hari)
Indonesia memiliki tingkat aktivitas seismik yang sangat tinggi. Indonesia telah memiliki setidaknya 2 gempa di atas magnitudo 9 sejak tahun 1900, yang menunjukkan bahwa gempa bumi yang lebih besar dari ukuran ini jarang terjadi, mungkin rata-rata kira-kira setiap 60 hingga 65 tahun.
Data Grafik ,Aktivitas Kegempaan Indonesia selama Periode 1990 hingga Tahun 2024 ini saat artikel ini di Publis jelas terlihat bahwa sejak Tahun 2019 terjadi Peningkatan Signifikan Aktivitas Kegempaan di Indonesia Khususnya Jumlah Gempa dengan Magnitudo < 4,0.
- Magnitudo 7 atau lebih tinggi: 0,05 gempa per tahun (atau 1 gempa setiap 20,8 tahun)
- Magnitudo 6 atau lebih tinggi: 0,09 gempa per tahun (atau 1 gempa setiap 11,4 tahun)
- Magnitudo 5 atau lebih tinggi: 0,65 gempa per tahun (atau 1 gempa setiap 1,5 tahun)
- Magnitudo 4 atau lebih tinggi: 1,65 gempa per tahun
- Magnitudo 3 atau lebih tinggi: 7,3 gempa per tahun
- Magnitudo 2 atau lebih tinggi: 7,7 gempa per tahun
Jakarta memiliki tingkat aktivitas seismik yang tinggi. Jakarta telah memiliki setidaknya 6 gempa di atas magnitudo 7 sejak tahun 1900, yang menunjukkan bahwa gempa bumi yang lebih besar dari ukuran ini jarang terjadi, mungkin rata-rata kira-kira setiap 20 hingga 25 tahun. Peta Sebaran gempa terbesar di atau dekat Jakarta Dapat dilihat Pada Gambar berikut ini
- Magnitudo 7 atau lebih tinggi: 0,02 gempa per tahun (atau 1 gempa setiap 41,7 tahun)
- Magnitudo 6 atau lebih tinggi: 0,06 gempa per tahun (atau 1 gempa setiap 15,6 tahun)
- Magnitudo 5 atau lebih tinggi: 0,1 gempa per tahun (atau 1 gempa setiap 9,9 tahun)
- Magnitudo 4 atau lebih tinggi: 2,4 gempa per tahun
- Magnitudo 3 atau lebih tinggi: 5,9 gempa per tahun
- Magnitudo 2 atau lebih tinggi: 6,7 gempa per tahun
Secara Umum terdapat 2 Jalur Sesar di Kalimantan Timur tidak Jauh dari IKN yakni : Sesar Meratus yang Panjangnya 105 Km dengan Magnitudo Maksimum gempa hingga 7,0 berjarak 93 Km ke arah Barat Daya dari Titik Nol Ibu Kota Nusantara. Sementara Jarak IKN dengan Sesar Mangkalihat di arah Timur Laut sekitar 267 Km memiliki Panjang Sesar 111 Km dengan Magnitudo Maksimum kekuatan Gempa bumi hingga 7,0.
- Data gempa: Mag 6.1 / 20.0 km kedalaman pada tahun 66 lalu Tanggal 26 Okt 1957 Pukul 22:17 (Waktu Makassar) waktu setempat Lat / Lng: -1.756 / 116.012: Kalimantan, Indonesia. Gempa yang energinya diestimasi setara dengan 21.301 Ton TNT ini dirasakan Hingga IV MMI di Kota Balikpapan. Sumber: USGS
- Data gempa: Mag 6.1 / 20.0 km kedalaman pada tahun 66 lalu Tanggal 26 November 1957 jam 06:35 WITA Lat / Lng: -1.816 / 115.975: Kalimantan, Indonesia. Gempa yang energinya diestimasi setara dengan 21.301 Ton TNT ini dirasakan Hingga IV MMI di Kota Balikpapan yang berjarak 113 Km dari Episenter. Sumber: USGS
- Data gempa: Mag 6.0 / 45.0 km Kedalaman pada tahun 66 lalu Tanggal 26 November 1957 pukul 13:10 (waktu Makassar) waktu setempat Lat / Lng: -1.841 / 115.937: Kalimantan, Indonesia. Gempa yang energinya diestimasi setara dengan 15.080 Ton TNT ini dirasakan Hingga IV MMI di Kota Balikpapan yang berjarak 118 Km dari Episenter. Sumber: USGS
Dikutip dari https://kumparan.com/ Lokasi rencana IKN berada di atas Cekungan Kutai yang mengendapkan material sedimen pada Zaman Tersier. Secara regional, setidaknya terdapat 3 Formasi batuan penyusun IKN dan Endapan Campuran (aluvial). Formasi batuan tersebut diantaranya Formasi Pamaluan (Tomp) yang berumur Oligosen Akhir (30-25 Juta Tahun Lalu) terdiri dari serpih–batulanau. Formasi Batuan selanjutnya adalah Formasi Balikpapan (Tmbp), Formasi ini terdiri dari batupasir, perselingan dengan batulempung, batulanau dengan umur Miosen Tengah (16-10 Juta Tahun Yang Lalu). Sedangkan, pada daerah pesisir tersusun oleh Kelompok Mahakam yang merupakan endapan muda berkisar antara Plistosen-Holosen (saat ini). Aspek selanjutnya berupa potensi kebencanaan dimana lokasi IKN termasuk daerah dengan kerawanan gempa bumi yang rendah, serta termasuk ke dalam zona kerentanan gerakan tanah yang rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar