Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud No. 103 Tahun 2014) yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning).
Model Pembelajaran Penyingkapan (penemuan dan pencarian/penelitian)
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)adalah memahami konsep,
arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan
discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and
principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
A.
Sintak model Discovery Learning
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah
(Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Verification), dan
5) Menarik simpulan/generalisasi
(Generalization).
B.
Sintak model Inquiry Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat
(Joice&Wells, 2003).
Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
temuannya. Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi
eksplanasi, dan
5) Analisis proses inkuiri.
·
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir dari
peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk
mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan
OnnSeng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep
pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills
(HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman
and Schmidt).
A.
Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie
Kirkley, 2003:3) terdiri
atas :
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan masalah melalui berpikir
tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui
pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan
pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi
pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
B.
Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H.
Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses
diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.
·
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek
nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan
menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi
yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and
Baron 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team
work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level
tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole &
Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start
with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan proyek;
3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project);
5) Menguji hasil (Assess the Outcome),
dan
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate
the Experience).
·
Model Production based Training (PBT).
Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat digunakan model
Production Based Training (PBT) untuk mendukung pengembangan Teaching
Factory pada mata pelajaran pengembangan produk kreatif. Model Pembelajaran
Production Based Trainingmerupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu
pada proses produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada
situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan
berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk,
hingga langkah pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan model pembelajaranPBT
adalah untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang
berkaitan dengan kompetensi teknisserta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan
organisasikerja.
Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning meliputi:
1) Merencanakan produk;
2) Melaksanakan proses produksi;
3) Mengevaluasi produk (melakukan
kendali mutu), dan
4) Mengembangkan rencana pemasaran.
(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).
Proses
pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai
berikut.
1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa
mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun
tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi
lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun
sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat
mengidentifikasi masalah.
2. Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan
apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa,
suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara
individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat
mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada
diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat mandiri dan menjadi
kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat
berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari
kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis.
3. Mengumpulkan Data, yaitu kegiatan siswa mencari
informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan
data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder,
observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner,
dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat
menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah
data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan
peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan
klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam
bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih
bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik,
bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis
data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah
diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau
ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema
kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari
kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari
hipotesis.
5. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa
mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan
kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan,
gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau
teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatanmengomunikasikan
adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian
hipotesis.
Bahas Soal PPG
Model pembelajaran abad 21 yang menekankan dihasilkannya produk dan menekankan otonomi belajar sejak mulai merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajarnya adalah…..
a. Pembelajaran diskusi online
b. Pembelajaran berbasis proyek
c. Bermain peran dan simulasi
d. Pembelajaran kooperatif
e. Pembelajaran kontekstual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar