Suku Bangsa Di Indonesia
C. Geertz (1963), mencoba menyederhanakan aneka ragam kebudayaan yang berkembang di Indonesia ke dalam dua kelompok besar yang berbeda ekosistemnya, yaitu kebudayaan yang berkembang di "kepulauan dalam" (Jawa, Bali) dan kebudayaan yang berkembang di "kepulauan luar", yaitu di luar Pulau Jawa dan Bali. Kebudayaan yang berkembang di "kepulauan dalam" itu ditandai oleh tingginya intensitas pengolahan tanah secara teratur dan telah menggunakan sistem pengairan dan menghasilkan pangan padi yang ditanam di sawah. Dengan demikian, kebudayaan di Jawa yang menggunakan tenaga kerja manusia dalam jumlah besar disertai peralatan yang relatif lebih kompleks itu merupakan perwujudan upaya manusia yang secara lebrh berani merobah ekosistemnya untuk kepentingan hidup masyarakat yang bersangkutan. Sementara itu kebudayaan di luar Jawa, kecuali di sekitar Danau Toba, dataran tinggi Sumatera Barat dan Sulawesi Barat Daya, berkembang atas dasar pertanian perladangan yang ditandai dengan jarangnya penduduk yang pada umumnya baru beranjak dari kebiasaan hidup berburu ke arah pertanian. Oleh karena itu mereka cenderung untuk menyesuaikan diri mereka dengan ekosistem yang ada, dengan sedikit upaya untuk menguasainya demi kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan.
Di lain pihak Hildred Geertz (1963) mengklasifikasikan kebudayaan sukubangsa ke dalam tiga kategori, yaitu kebudayaan masyarakat petani beririgasi, kebudayaan pantai yang diwarnai kebudayaan Islam, dan kebudayaan masyarakat peladang serta pemburu yang masih sering berpindah tempat. Adapun yang dimaksud dengan kebudayaan masyarakat· petani berpengairan itu ialah yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Sarna halnya dengan apa yang dikemukakan oleh C. Geertz, Hilred Geertz menyatakan bahwa kebudayaan petani berpengairan itu berkembang atas dasar sistem pengolahan lahan yang sifatnya padat karya di daerah yang paling padat penduduknya. Hildred Geertz menambahkan bahwa kebudayaan tersebut sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, yang masyarakatnya sangat kuat orientasinya pada status, dan telah mengembangkan kesenian yang sangat tinggi terutama di pusat-pusat kekuasaan (keraton) yang sekaligus merupakan pusat peradaban pada masa lampau. Selanjutnya kebudayaan di Pulau Jawa mulai mengalami pergeseran, terutama sejak masuknya pengaruh kebudayaan Islam dan kemudian disusul dengan perkembangan yang terjadi selama masa penjajahan Belanda.
Bangsa
Indonesia memiliki 742 bahasa/dialek, terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub
suku bangsa, jumlahnya tidak kurang dari 478 suku bangsa.
Sebaran Suku di Indonesia
Misalnya saja di pulau Jawa, suku bangsa Jawa
sendiri disebut sebagai suku bangsa yang mendominasi wilayah Indonesia, sebab
sekitar 45-60 persen penduduk Indonesia berasal dari suku bangsa tersebut.
Melansir dari laman Indonesia.go.id, saat ini suku Jawa diperkirakan
berjumlah sebanyak 95 juta jiwa lebih.
Selain terdiri tadi suku Jawa, penduduk di pulau Jawa
juga terdiri dari beberapa suku bangsa seperti suku Sunda yang mendiami wilayah
Jawa Barat, suku Madura dan Tengger yang mendiami Jawa Timur, suku Betawi di
DKI Jakarta.
Pulau Sumatera
Sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia, pulau
Sumatera juga termasuk wilayah yang memiliki banyak suku bangsa. Dikutip dari Kembangkan
Kecakapan Sosialmu (2006: 76), jika kita tengok wilayah Nangroe Aceh
Darussalam, maka kita bisa menemukan suku bangsa Aceh, Gayo, dan Alas.
Sementara di Sumatera Utara kita dapat menjumpai suku
bangsa Batak, Nias, dan Melayu. Kemudian di wilayah Sumatera Barat terdapat
suku Minangkabau dan Mentawai, sedangkan di Sumatera Selatan terdapat suku
Palembang, Melayu dan Pasma. Lalu Riau memiliki suku Melayu, Jambi memiliki
suku Melayu, Jambi dan Kubu, Bengkulu terdiri dari suku Melayu dan Renjang
serta Lampung terdiri dari suku Lampung dan Jawa.
Di pulau Sumatera sendiri, suku Batak tercatat sebagai
suku bangsa terbanyak ke-3 di Indonesia setelah suku Jawa dan Sunda.
Pulau Kalimantan
Kalimantan dikenal juga sebagai salah satu pulau
terbesar di Indonesia yang juga memiliki banyak suku bangsa. Adapun diantaranya
ialah di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah terdapat suku Melayu dan Dayak, sementara di
Kalimantan Selatan terdapat suku Melayu, Dayak, dan Banjar, serta di Kalimantan
Timur terdapat suku Kutai, Melayu dan Dayak.
Pulau Sulawesi dan Maluku
Di daerah Sulawesi Selatan terdapat suku Bugis,
Makassar dan Toraja. Kemudian di Sulawesi Tengah terdapat suku Laina dan
Tomini. Di Sulawesi Utara ada suku Minahasa dan Sangihe Talaud, serta di
Sulawesi Tenggara terdapat Mekongga, Tolaki, Buton dan Muna. Sementara di
Gorontalo terdapat suku Gorontalo. Kemudian di kepulauan Maluku terdapat suku
Ambon, Kei, Tanibar, Ternate dan Obi.
Pulau Papua
Pulau Papua terdiri dari beberapa suku bangsa
diantaranya suku Arfak di Papua Barat, kemudian ada suku Asmat dan Biak di
Papua Tengah dan di Papua Timur terdapat suku Dani dan Sentani.
Selain suku-suku yang telah disebutkan tadi, masih ada
banyak suku bangsa lainnya yang terdapat di beberapa pulau di Indonesia
misalnya saja suku Bali di pulau Bali, suku Sasak, Sumbawa, Mbojo di Nusa
Tenggara Barat, lalu ada pula suku Alir, Solor, Roti, Sawu, Sumba, dan Flores
di Nusa Tenggara Timur dan masih banyak lainnya.
Secara Umum
Sebaran Suku Bangsa di Indonesia dapat dilihat Pada Peta di bawah ini
Adapun Secara Khusus sebaran Suku
Bangsa di berbagai Provinsi dapat dilihat pada peta-peta berikut
Peta Sebaran Suku bangsa di Kalimantan Barat
Demografi Suku Di Beberapa Wilayah Indonesia
Sebagian
besar penduduk Maluku merupakan penduduk asli
Maluku yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti : suku-suku Alifuru, suku Ambon, Buru,
dan Kei.
Suku-suku pendatang sebagian besar mendiami Ambon dan Maluku Tengah di
antaranya Bugis, Makassar,
dan Buton serta
suku-suku dari Jawa yang
datang beriringan dengan Majapahit. Meskipun demikian, penduduk asli Maluku
tercatat sejak dahulu kala telah melakukan berbagai perkawinan campuran dengan
suku-suku pendatang tersebut serta Minahasa dan
suku-suku dari Sumatera. Selain itu, mengingat peran Maluku dalam sejarah
perdagangan dunia, penduduk asli Maluku telah bercampur dengan bangsa Arab, India,
dan Eropa (umunya Belanda dan Portugis),
dapat dilihat dari marga-marga asing yang masih digunakan orang Maluku hingga
kini. Hal ini pun menjadi salah satu penyebab mengapa Maluku menjadi
satu-satunya kawasan mestizo di Indonesia.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010,
berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Maluku:
No |
Suku |
Jumlah 2010 |
% |
1 |
Asal Maluku |
1.127.148 |
73,83% |
2 |
Asal Sulawesi |
247.266 |
16,20% |
3 |
Jawa |
79.340 |
5,20% |
4 |
Bugis |
25.419 |
1,66% |
5 |
Asal NTT |
8.624 |
0,56% |
6 |
Makassar |
6.414 |
0,42% |
7 |
Tionghoa |
4.556 |
0,30% |
8 |
Sunda |
4.457 |
0,30% |
9 |
Suku
Lainnya |
23.486 |
1,53% |
Provinsi Maluku |
1.526.710 |
100% |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar