Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Sabtu, 25 Juni 2022, pukul 17:12 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 557 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 49 mm dan durasi 30 detik.
Erupsi ini merupakan erupsi ke-50 kalinya dalam Tahun 2022. Sekaligus menjadi Gunung api penyumbang 36,2% dari 138 kali Total Erupsi nasional. Sekaligus menjadi Perulangan erupsi pasca 7 hari Istirahat erupsi.
ERUPSI 29 JUNI 2022
Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Rabu, 29 Juni 2022, pukul 02:09 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 24 detik.
Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Rabu, 29 Juni 2022, pukul 04:36 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000 m di atas puncak (± 1157 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 77 detik.
Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Rabu, 29 Juni 2022, pukul 14:51 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 2000 m di atas puncak (± 2157 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 116 detik.
ERUPSI 30 JUNI 2022 ANAK KRAKATAU
Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Kamis, 30 Juni 2022, pukul 18:17 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000 m di atas puncak (± 1157 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi 169 detik.
Erupsi tersebut menjadi erupsi ke-54 Kalinya Gunung Anak Krakatau Sepanjang Tahun 2022 dan menjadi Penyumbang 38% dari Total 142 Kali Jumlah Erupsi Semua Gunung Api di Indonesia.
Saat ini Status Gunung Anak Krakatau masih Pada level III (SIAGA). Peningkatan status tersebut di tetapkan pada 24 April 2022 dengan didasarkan pada Peningkatan Aktivitas kegempaan gunung api, termasuk Peningkatan Aktivitas dan data Emisi Oksida belerang (SO2).
Data emisi SO2 berdasarkan pantauan satelit Sentinel-5 (Tropomi) menunjukkan emisi SO2 mulai teramati pada
- 14 April dengan SO2 sebesar 28,4 ton/hari,
- 15 April 68,4 ton/hari
- 17 April semakin meningkat dengan 181,1 ton/hari dan
- 23 April melonjak drastis dengan 9219 ton/hari.
Pantauan SO2 dari magma ini berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi G. Anak Krakatau saat ini. Peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava.Jumlah SO2 pada periode di atasmencapai 9,2 kilo Ton. Bila dibandingkan saat periode erupsi 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 12,4 kilo Ton dan September-Oktober 2018 19,4 kilo Ton.
Rekomendasi :
Masyarakat/pengunjung/wisatawan/pendaki tidak mendekati G. Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.
'>Bagikan Info Ini Pada Sahabat Anda !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar