Jehensa Semuel Makatita, Gr adalah salah satu Guru GEOGRAFI SMA di Timur Indonesia yang jauh dari akses kota madya atau kota provinsi yang Menyadari terbatasnya sumber belajar peserta didik ditengah Pembelajaran Abad 21 saat ini dan derasnya arus Informasi, dengan Pendekatan Pembelajaran Baru "Pembelajaran Berbasis Web".
Website ini dikembangkan untuk menjembatani kebutuhan Informasi baik : GEOGRAFI, KEBUMIAN, ASTRONOMI, TUTORIAL, PENDIDIKAN, FOTOGRAFI, TREND INFO PUBLIK
FITUR UNGGULAN
INFORMASI PANTAU KEBENCANAAN dalam Membentuk para Pembaca Adaptasi Kebiasaan Baru (Siaga dan Tanggap Bencana)
D U K U N G A N
Semoga web ini memberikan manfaat bagi para siswa dan Pembaca Umum Yang Menyadari Pentingnya Informasi Kebencanaan.
Ikuti kami Sahabat Melalui Web, Twitter, Facebook dan YouTube Channel GEOSIDE kami... Akses terus website kami agar kami selalu mengembangkannya sesuai kebutuhan Sahabat dan Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya
Perkiraan NASA Kenampakan Muka Bumi di Masa Depan dan Ancaman bagi Indonesia
Tektonisme sendiri merupakan tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak dan mengubah kenampakan permukaan bumi dari waktu ke waktu, dan hal tersebut dapat dilihat pada gambar Evolusi Muka Bumi pada gambar berikut :
Gambar Perkembangan Kenampakan Muka Bumi dari 200 Juta Tahun Lalu Hingga Saat ini
Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi. Terpecahnya Pangaea menjadi Gondwana dan Laurasia terjadi pada Zaman Jura kala bawah (199.6 ± 0.6 Juta tahun lalu) kemudian pada Kala Bawah (542.0 ± 0.3 Juta Tahun lalu) Zaman Cambrium Benua Gondwana muncul.
Pada Era Paleozoikum di Zaman Permian Kala Lopingian Sekitar 260,4 Juta Tahun lalu Daratan di Muka Bumi bergabung menjadi Super Benua yang disebut Pangea. Kemudian Pada masa Prakambium Zaman Neo proterozoikum Kala Cryogenian sekitar 850 Juta Tahun lalu daratan Rodinian Mulai Pecah. Pada 1000 Juta Tahun lalu di Kala Tonian Super benua Rodinian terbentuk kemudian Benua Rodinian terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).
Lempeng Indo-Australia, meliputiAustralia(tergabung denganLempeng Indiaantara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu) - Lempeng benua.
Gambar Lempeng tektonik Global Arah dan Kecepatan Pergerakan Sesuai data NASA
Dalam studi yang dipublikasikan pada edisi Januari-Februari 2006 dari buletin Geological Society of America Bulletin, sebuah tim ilmuwan dari Italia dan Amerika Serikat berpendapat bahwa komponen lempeng yang mengarah ke barat berasal dari rotasi Bumi dan gesekan pasang bulan yang mengikutinya. Mereka berkata karena Bumi berputar ke timur di bawah bulan, gravitasi bulan meskipun sangat kecil menarik lapisan permukaan bumi kembali ke barat.
Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS NASA. Vektor di sini menunjukkan arah dan magnitudo gerakan.
Banyak lempeng juga bergerak ke utara dan barat, bahkan banyaknya pergerakan ke barat dasar Samudera Pasifik adalah jika dilihat dari sudut pandang pusat pemekaran (spreading) di Samudera Pasifik yang mengarah ke timur.
Diatas itu gambar yang menunjukkan peta kecepatan masing-masing lempengan tektonik yang ada di bumi ini.
Lihat panjang dari anak panah menunjukkan kecepatannya. Semakin panjang semakin cepat jalannya. Lempengan IndoAustalia bergerak dengan kecepatan 7-8 cm per tahun ke arah Timur laut. sedangkan Eurasia bergerak ke timur.
Dengan Asumsi Arah dan kecepatan Gerak Lempeng bersifat Konstan, Maka di perkirakan Perubahan kenampakan Muka Bumi seiring waktu dapat di Lihat pada Gambar berikut
Benua Pangea masa depan, “Pangea Ultima” terbentuk akibat penunjaman kerak-kerak samudera yang habis menunjam kedalam mantle bumi. Akhirnya mempertemukan seluruh benua-benua yang ada di Bumi akan terjadi pada 250 juta tahun mendatang. Bahkan Badan Antariksa Nasional Amerika (NASA) memperkirakan bahwa kepulauan Indonesia akan hilang di masa depan akibat proses pergerakan lempeng global, jika laju dan pola gerakan bersifat tetap. Gambar Perkiraan di atas Perkembangan Muka bumi di atas menunjukan Bahwa Kepulauan Indonesia di perkirakan Hilang pada 50 Juta Tahun kemudian. Pada 250 Juta Tahun yang akan datang, Kenampakan Muka Bumi seolah Kembali mirip dengan Data 150 juta Tahun lalu, Artinya bahwa Kenampakan muka bumi akan kembali seperti Awal Kenampakan sebelum Kehidupan Terjadi.
Aktivitas tektonisme yang terus berlangsung sebagai Akibat dari Hukum Bahwa Bumi terus menerus mencari keseimbangan. Sementara Kembalinya Kenampakan Bumi pada Kenampakan awal di 200 Juta Tahun Kemudian sesuai dengan Hukum Apa yang Terjadi Dahulu akan Terjadi kemudian dalam ilmu Kebumian.
Jadi Pada Bagian inilah Konsep Lokasi Absolut menjadi RELATIF. Artinya banhwa Akibat pergerakan lempang dimasa depan, Selain menghasilkan Perubahan kenmapakan Muka bumi, Koordinat Wilayah menjadi berubah juga akan Menghasilkan Perubahan Kenampakan Perairan Global.
Samudra Pasifik masih menjadi samudra terbesar di dunia, tapi samudra Atlantik mengalami perluasan sekitar empat centimeter setiap tahun akibat Pergerakan Saling mejauh Lempeng Afrika dan lempeng Amerika. Meski demikian Samudera Atlantik juga diperkirakan akan Mengecil Luasaannya pada 150 juta tahun kemudian sebelum Lenyap pada 250 Juta Tahun kemudian.
Pada hasil permodelan Ini Samudera Pasifik akan tetap menjadi Samudera Mahaluas dan seolah Menjadi Samudera Tunggal di permukaan bumi pada 250 Juta tahun kemudian
Sebagai penutup : Lempeng Australia terhadap lempeng Eurasia di P Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
dengan laju atau rate kecepatan geseran lempeng Australia yang cukup cepat (~70 mm/yr). Di wilayah Timur Indonesia lempeng Pasifik dengan laju kecepatan geseran lempeng
yang cepat (~110 mm/yr), bertumbukan dengan lempeng Australia (~70 mm/yr) di Irian Jaya).
Terima Kasih Bapak/Ibu,,,, Semoga Artikel ini dapat Memberi Kita Gambaran Cukup Rinci dan Terukur akan Bahaya Jangka Panjang yang Perlu di Waspadai dan di Antisipasi oleh semua Pihak
luar biasa mas, salam kenal dari Indramayu Jawa barat.
BalasHapusTerima Kasih Bapak/Ibu,,,, Semoga Artikel ini dapat Memberi Kita Gambaran Cukup Rinci dan Terukur akan Bahaya Jangka Panjang yang Perlu di Waspadai dan di Antisipasi oleh semua Pihak
Hapus