Kelas Bencana Jehensa Semuel Makatita Pantau Gempa Pantau Hujan Cek Gempa Cek Cuaca Geografi Kebumian Astronomi Aplikasi Excel Jehensa Semuel Makatita Pantau Bencana Pantau Negeri Geografi Kebumian Astronomi Aplikasi Excel Jehensa Semuel Makatita


DESKRIPSI UMUM PERSONAL WEB INI

Jehensa Semuel Makatita, Gr adalah salah satu Guru GEOGRAFI SMA di Timur Indonesia yang jauh dari akses kota madya atau kota provinsi yang Menyadari terbatasnya sumber belajar peserta didik ditengah Pembelajaran Abad 21 saat ini dan derasnya arus Informasi, dengan Pendekatan Pembelajaran Baru "Pembelajaran Berbasis Web".

Website ini dikembangkan untuk menjembatani kebutuhan Informasi baik : GEOGRAFI, KEBUMIAN, ASTRONOMI, TUTORIAL, PENDIDIKAN, FOTOGRAFI, TREND INFO PUBLIK

FITUR UNGGULAN

INFORMASI PANTAU KEBENCANAAN dalam Membentuk para Pembaca Adaptasi Kebiasaan Baru (Siaga dan Tanggap Bencana)

D U K U N G A N

Semoga web ini memberikan manfaat bagi para siswa dan Pembaca Umum Yang Menyadari Pentingnya Informasi Kebencanaan.

Ikuti kami Sahabat Melalui Web, Twitter, Facebook dan YouTube Channel GEOSIDE kami...
Akses terus website kami agar kami selalu mengembangkannya sesuai kebutuhan Sahabat dan Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya

Mengenal Segmen Sesar Cimandiri Rajamandala Penyebab Gempa 5,6 SR di Cianjur Jawa Barat dan Langkah Mitigasinya

Sesar Cimandiri penyebab gempa bumi bermagnitudo 5,6 SR di Cianjur Jawa barat pada 21 November 20222 di bagi menjadi 3 Segmen yakni : Segmen Sesar Cimandiri, Segmen Sesar Cimandiri Nyalindung Cibeber dan Segmen Sesar Cimandiri Rajamandala.

Dari ketiganya Segmen Cimandiri tersebut, Yang memiki mekanisme sesar Geser adalah Sesar Cimandiri Rajamandala. Jadi Sesar inilah yang menjadi penyebab Gempa Bumi Dangkal di Cianjur Jawa Barat. Hal tersebut Nampak Sangat Jelas pada Klaster pemusatan episenter gempa di Segmen Sesar Cimandiri Rajamandala ini yang menunjukan sisi kiri yang Aktif atau Sinistral.

Kedua Segmen Sesar Cimandiri yang Lain memiliki mekanisme sesar Normal dan Bukan Geser
Menurut perkiraan Well dan Coppersmith (1994), gempa dengan Mw5,6 panjang bidang sesar adalah antara 20-30 km. Berdasarkan sebaran aftershocks Gempa Cianjur, panjang bidang sesar (rupture) sekitar 23 km

Hingga Data yang di Himpun jam 21.00 WIB pada Selasa, 22 November 2022, terdapat 152 kali gempa susulan.
Update Data Sore ini Jam 18.00 WIB 22/11/2022 menyebut bahwa terjadi 149 kali perulangan gempa di segmen ini dengan Variasi kekuatan terbesar 4,2 SR hingga terkecil 1,2 SR

Fenomena Perulangan gempa pada kejadian gempa Cukup besar merupakan Proses alami sebagai bagian penstabilan ulang (keseimbangan) Sesar pasca Mainshock (Gempa Utama). ini merupakan fenomena alamiah.

Dilihat dari Magnitudo perulangan gempa dan Frekuensi gempa, sepertinya aktivitas gempa ini membentuk gempa SWARM.  Gempa swarm adalah urutan peristiwa seismik yang terjadi di suatu wilayah dalam waktu yang cukup singkat. Lamanya waktu dalam definisi gempa swarm ini berbeda-beda, tetapi bisa berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Meski demikian kewaspadaan masyarakat akan perulangan gempa tetap menjadi nomor 1 hingga pencabutan Status Tanggap Darurat.

Data ini menunjukan Aktivitas gempa merusak masa Lalu di Sekitar Segmen Sesar Cimandiri ini dengan Kerusakan yang terjadi di masa Lalu

Grafik Update pagi tadi yang di rilis BNPB pada Pukul 16.00 WIB pada 26 November 2022

Dari Grafik diatas terdapat 16 Kecamatan terdiri dari 146 Desa  terdampak.

Dampak dari Kejadian gempa bumi 5,6 SR yang Besar ini kemudian di respons dengan Penetapan Status Tanggap Darurat hingga 20 Desember 2022 oleh Bupati Cianjur 


Badan Geologi juga merilis adanya kesalahpahaman masyarakat akan korelasi gempa ini dengan aktivitas Vulkanis Gunung Gede. Kesalahan tersebut kemudian disebarkan ke media sosial dan platform lainnya dan berpotensi ciptakan kepanikan lanjutan Publik... Informasi resmi yang diperoleh dari PVMBG, hingga saat ini status Gunung Gede masih dalam status Level I (Normal)
Press Release BMKG Bandung terkait Informasi Hoax yang beredar mengenai aktivitas pergerakan Sesar Cimandiri dan Erupsi Gunung Gede yang mengakibatkan Gempabumi

Saat ini mulai bertebaran berita bohong (hoax) yang mengatasnamakan BMKG, mhn warga Cianjur dan sekitarnya jangan mempercayainya (Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Pusat)

— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) November 22, 2022
Masyarakat diharapkan fokus pada Pemulihan mental Pasca Bencana Gempa dan selalu memverifikasi Informasi yang dilihat di media sosial.

Sebagai Tambahan para Pendaki yang ingin melakukan Pendakian di Gunung Gede Pangrango DITUTUP sementara dengan batas Waktu yang belum ditentukan !!!
Penutupan ini TIDAK terkait dengan Peningkatan Aktivitas/Level Status Gunung Api Gede Pangrango ya Sahabat !!!

Sebagai Penutup dengan Laju Geser Sesar Cimandiri Rajamandala 0,1 mm/tahun, Sesar ini mampu menghasilkan Magnitudo magsimum gempa hingga 6,6 SR. Oleh karena itu Standar Bangun Bangunan Tahan gempa Minimal perlu di dorong pemerintah Daerah kedepan untuk memimalkan dampak gempa di segmen ini dikemudian hari,,,,  
Masyarakat juga diharapkan menghindari Membangun di Kawasan tepian lereng dengan karakter Tanah lepas atau Struktur Batuan lereng rentan Longsor/Gerakan Tanah yang diakibatkan karena gempa atau Hujan....
Tanah Regosol adalah Tanah Dengan tekstur Kasar dengan dominan berbutir pasir. Tanah ini biasanya memiliki tingkat kerentanah Longsor tertinggi di antara berbagai jenis Tanah.
Kerjasama masyarakat dengan pemerintah memperhatikan hal tersebut akan sangat berguna sebagai Bentuk adaptasi Baru Hidup di Zona Rawan Bencana.

Call center 117 untuk BNPB

'>Bagikan Info Ini Pada Sahabat Anda !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemantau Cuaca dan Gelombang

Update Erupsi Gunung Api Sepanjang 2023

Breaking News Hari Ini Di Facebook

Hot News Terkini di Instagram

Info Tik Tok